Surjan, Seragam Baru Trensami Yang Sarat Filosofi

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 
Sahabat Trensami Assalaam yang dirahmati Allah Subhanallahu wa Ta'ala, beberapa waktu lalu Pesantren Sabtu Minggu Assalaam melaunching seragam baru yang dikenakan para santri, guru pengajar serta pengasuh ketika kegiatan dilaksanakan.

trensami assalaam
Sebagian santri Trensami berfoto bersama pengasuh

Seragam baru yang dikenakan oleh santriwan dan santriwati tersebut adalah Surjan, baju lurik tradisional yang berasal dari Yogyakarta.

Pemilihan seragam Surjan ini bukan tanpa sebab karena Ustadz Zamzam Ilhami, SPdI selaku pengasuh Pesantren Sabtu Minggu Assalaam ingin "Nguri Nguri Budaya Jawi" dan mempertahankan kearifan lokal dalam pelaksanaan kegiatan Trensami yang dipadukan dengan ilmu - ilmu yang diajarkan.

Menurut Ustadz yang menyelesaikan studinya di IAIN Sunan Ampel Surabaya ini, Pemakaian Surjan juga menjadi bagian dari "NGARAH" atau Ngaji Sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah penyebaran Islam di Nusantara dan di Pulau Jawa khususnya yang juga diajarkan kepada seluruh santri di Pesantren Sabtu Minggu Assalaam.

Pakaian atau dalam bahasa jawa disebut dengan “Pengageman” yang melekat di badan adalah simbol identitas budaya yang dalam sekali maknanya yang dapat menunjukkan ciri khas seseorang yang tidak dimiliki oleh orang lain.

trensami assalaam
Santri Trensami menikmati sarapan setelah ngaji pagi

Pengageman Jawa (Surjan) sebagai penutup badan dibuat oleh Sunan Kalijaga dengan model kerah tegak, berlengan panjang dan kebanyakan bermotif lurik. Kata surjan merupakan bentuk tembung garba (gabungan dua kata atau lebih, diringkas menjadi dua suku kata), yaitu dari kata suraksa janma (menjadi manusia). Surjan juga berasal dari istilah Siro + Jan yang berarti pelita atau yang memberi terang.

Sunan Kalijaga juga menyebut Surjan pakaian “takwa”, karena terkandung makna - makna filosofi pada sebuah baju Surjan. Filosofi Surjan yang ingin disampaikan Sunan Kalijaga merupakan pengingat bagi para pemakainya, agar si pemakai selalu ingat kepada Allah SWT.  

Ustadz ATT, salah satu pengajar Trensami Assalaam

Bagian leher Surjan memiliki kancing 3 pasang (6 biji kancing) yang menggambarkan Rukun Iman. Selain itu surjan juga memiliki dua buah kancing di bagian dada sebelah kiri dan kanan sebagai simbol Dua Kalimat Syahadat.
Surjan juga memiliki tiga buah kancing di bagian dalam (bagian dada dekat perut) yang letaknya tertutup sehingga tidak kelihatan dari luar, yang menggambarkan tiga macam nafsu manusia yang harus diredam, dikendalikan dan ditutup. Nafsu-nafsu tersebut adalah Nafsu Hewani, Nafsu Nafsu makan dan minum, dan Nafsu Setan

Motif Lurik pada Surjan melambangkan kesederhanaan sebagaimana yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga.
Lurik vertikal pada bagian badan Surjan melambangkan Hablum Minallah dan Lurik horizontal pada lengan Surjan melambangkan Hablum Minannas.

Baju Surjan yang kita kenal saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu Surjan Lurik dan Surjan Ontrokusuma. Dikatakan Surjan lurik karena bermotif garis - garis, sedangkan Surjan Ontrokusuma karena bermotif bunga (kusuma). 


(N/E)


 

 


Pesantren Sabtu Minggu Assalaam