Ande Ande Lumut, Cerita Legenda Yang Sarat Pesan Moral

Pesan Moral Cerita Legenda Ande Ande Lumut Yang Akan Dipentaskan Santri Pesantren Sabtu Minggu Assalaam

trensami assalaam
Ande Ande Lumut

Sahabat Trensami Assalaam yang dirahmati Allah SWT,
Sebagian besar orang Jawa barangkali sudah tahu dan mengenal cerita rakyat Ande Ande Lumut. Akan tetapi, bisa jadi tidak banyak yang tahu apa yang ada di balik populernya legenda dari daerah Jawa Timur itu. Dahulu, sebelum teknologi cetak dan film berkembang pesat, cerita ini sering didongengkan ayah, ibu, kakek atau nenek kepada kita sebagai cerita penghantar tidur.

Cerita Ande Ande Lumut memiliki banyak versi dan didokumentasikan dengan baik. Meskipun cerita ini awalnya diturunkan secara lisan (melalui dongeng turun temurun) tetapi beberapa ahli sejarah menduga cerita rakyat ini bermula pada era Majapahit.

Dahulu kala ada sebuah Kerajaan besar yang bernama Kerajaan Kahuripan yang diperintah oleh Raja Erlangga. Untuk mencegah perang saudara Kerajaan Kahuripan di bagi menjadi dua, yaitu Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Tetapi akhirnya sebelum Raja Erlangga meninggal beliau berpesan agar Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala disatukan kembali.

Akhirnya, kedua Kerajaan tersebut bersepakat untuk menyatukan kembali kedua Kerajaan dengan cara menikahkan Pangeran dari Kerajaan Jenggala, yaitu Raden Panji Asmarabangun dengan Putri cantik Dewi Sekartaji dari Kerajaan Kediri. Tetapi rencana tersebut ditentang oleh Ibu Tiri Putri Sekartaji, Ibu Tiri tidak setuju jika Putri Sekartaji menjadi Ratu Kerajaan Jenggala dan menginginkan putri kandungnya untuk menjadi Ratu. 

Untuk memuluskan rencana jahatnya, Ibu tiri pun menculik dan menyembunyikan Putri Sekartaji dan merayu Pangeran Panji untuk menikahi putri kandungnya. Tetapi Pangeran Panji menolak bujuk rayu Ibu Tiri dan memutuskan untuk berkelana mencari Putri Sekartaji dan mengganti namanya menjadi Ande Ande Lumut.

Di tengah pengembaraannya, pada suatu hari Pangeran Panji Asmorobangun menolong seorang Nenek yang sedang kesusahan yang akhirnya diketahui bernama Mbok Rondo Dadapan. Sebagai ucapan terimakasih Mbok Rondo Dadapan mengangkat Ande Ande Lumut sebagai anak dan tinggal di rumah Mbok Rondo Dadapan yang sederhana.

Sementara itu, Putri Sekartaji berhasil membebaskan diri dari sekapan ibu tirinya dan berniat kembali ke kerajaan. Tetapi ketika melewati sebuah pasar sang putri mendengar kabar jika Pangeran Panji Asmorobangun sudah pergi dari kerajaan karena tidak bersedia dijodohkan dengan putri kandung Ibu Tiri sehingga mengurungkan niat untuk kembali ke kerajaan.

Di tengah kegalauan hatinya, putri Sekartaji memutuskan untuk mengembara mencari Pangeran Panji Asmoro bangun. Suatu hari ketika Putri Sekartaji tiba di sebuah rumah yang ditinggali seorang janda yang miliki tiga anak gadis cantik yang bernama Kleting Abang, Kleting Biru dan Kleting Ijo. Melihat paras Putri Sekartaji yang cantik, janda tersebut mengangkat Putri Sekartaji menjadi anaknya dan memberikan nama Kleting Kuning kepada Putri Sekartaji.

Sejak diangkat menjadi anak, Keting Kuning tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh Janda dan ketiga saudari angkatnya. Sehari - hari Kleting Kuning kerap mendapat siksaan, cacian dan makian serta diperlakukan seperti budak.

Waktu berjalan, hari berganti bulan, bulan beraganti tahun.
Suatu ketika Ande Ande Lumut meminta kepada Mbok Rondo Dadapan untuk mengumumkan bahwa ia sedang mencari calon istri. Karena ketampanan Panji Asmorobangun, banyak gadis gadis desa di sekitar desa Dadapan saling berebut untuk bertemu dan menawarkan diri agar dipersunting Ande Ande Lumut menjadi Istri. 

Ketampanan Ande Ande Lumut sangat terkenal dan menjadi buah bibir dimana - rnana. Banyak gadis yang datang ke desa Dadapan untuk melamar anak angkat Mbok Rondo Dadapan itu.

Kabar tentang Ande Ande Lumut sedang mencari istri akhirnya terdengar juga oleh Kleting Abang, Kleting Ijo, Kleting Biru dan Kleting Kuning. Akhirnya ketiga Kleting diijinkan oleh ibunya untuk pergi menemui Ande Ande Lumut kecuali Kleting Kuning karena baru boleh diijinkan pergi jika sudah menyelesaikan pekerjaan rumah yang sangat berat.  Dengan rasa sedih Kleting Kuning menuju ke sungai untuk mencuci baju yang ditugaskan kepadanya. Setibanya di sungai, dia bertemu dengan seekor burung yang bisa bicara. Burung itu memberikan sebatang lidi pada Klenting Kuning.

"Bawalah lidi ini kalau sewaktu - waktu dibutuhkan", kata burung itu kepada Kleting Kuning. Aku akan menolongmu, pergilan menemui Ande Ande Lumut," lanjut burung itu. Akhirnya Kleting Kuning kembali bersemangat dan segera menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya agar ia dapat segera menemui Ande Ande Lumut.

Sebelumnya, Kleting Kuning mendapat kabar jika Mbok Rondo Dadapan memiliki anak angkat seorang pemuda yang rupawan sehingga ia juga memiliki niat untuk bisa ikut menemui Ande Ande Lumut meski niat untuk menemui itu dipersulit oleh ibu dan ketiga kakak angkatnya.

Kleting Abang, Kleting Biru dan Kleting Ijo bergegas dan saling mendahului agar dipilih Ande Ande Lumut menjadi istri, tetapi di tengah perjalanan mereka sangat kebingungan karena harus menyebrangi sungai yang luas dan memiliki arus yang sangat deras. 

Di tengah kebingungan tersebut, tiba tiba muncul sosok penjada sungai berupa Kepiting Rksasa yang bernama Yuyu Kangkang. Yuyu Kangkang menawarkan untuk mengantarkan mereka menyebrang sungai dengan satu syarat. 
‘’Jika sudah menyebrangkan kalian, sebagai imbalan aku akan mencium kalian bertiga’’ kata Yuyu Kangkang kepada ketiga Kleting. Awalnya mereka menolak, tetapi karena keinginan untuk bisa menemui Ande Ande Lumut sudah tidak bisa dibendung akhirnya mereka bersedia diseberangkan dan dicium oleh Yuyu Kangkang.

Ande Ande Lumut
Ilustrasi Yuyu Kangkang Menyeberangkan Kleting Abang, Biru dan Ijo


Sesampainya di rumah mbok Rondo Dadapan, ketiga Kleting langsung memperkenalkan diri satu persatu dengan harapan bisa dipertemukan dengan Ande Ande Lumut. Selanjutnya mbok Rondo Dadapan segera menaggil putra angkatnya dan menjelaskan ada tiga putri cantik yang mau diperistri Ande Ande Lumut. Tetapi Ande Ande Lumut menolak ketiga gadis tersebut karena sudah mengetahui jika mereka sudah dicium oleh Yuyu Kangkang.

Sementara itu, setelah menyelesaikan pekerjaannya, Kleting Kuning  pun berniat datang ke desa Dadapan untuk bertemu dengan Ande Ande Lumut. Keinginan itu disarnpaikan kepada ibu angkatnya. Akhirnya Kleting Kuning berangkat menyusul ketiga Kleting lainnya. Tiba di tepi sungai Kleting Kuning pun merasa kebingungan untuk menyebrang. Namun, lagi lagi Yuyu Kangkang datang menawarkan bantuan dengan syarat yang sama seperti ketiga Klenting sebelumnya, bersedia dicium Yuyu Kangkang. Dengan kecerdikannya Kleting Kuning menerima tawaran Yuyu Kangkang dan telah menyiapkan cara untuk melawan Yuyu Kangkang agar tidak menciumnya.

Setelah mereka tiba di seberang, Yuyu Kangkang menagih janji kepada Kleting Kuning. Bukannya diberi ciuman tetapi Kleting Kuning memukukan lidi pemberian burung ajaib ke badan Yuyu Kangkang hingga kesakitan dan lari meninggaklan Kleting Kuning yang melanjutkan perjalanan menuju rumah mbok Rondo Dadapan.

Di perjalanan menuju rumah mbok Rondo Dadapan Kleting Kuning bertemu dengan ketiga kakaknyaa yang ditolak oleh Ande Ande Lumut. 
"Haha bagaimana mungkin kamu diterima, kami yanglebih cantik dari kamu saya ditolak", kata ketiga kleting sambil tertawa. Tetapi Kleting Kuning tetap pada pendiriannya untuk melanjutkan perjalanan.

Sesampainya di rumah Mbok Rondo, firasat Klenting Kuning benar. Ande Ande Lumut adalah Raden Panji Asmoro Bangun yang selama ini dicarinya.
Keduanya pun segera berpelukan dan kembali ke kerajaan.


Fakta Menarik Cerita Rakyat Ande Ande Lumut

Punya Lebih dari Satu Versi
Cerita rakyat Ande Ande Lumut mempunyai sejumlah versi. Yang pertama adalah kisahnya yang dikaitkan dengan bersatunya Kerajaan Jenggala dan Kediri.

Di versi yang berbeda lagi, tokoh utama yang terlibat disebut bernama Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji seperti yang diceritakan di atas bukan Pangeran Kusumayuda dan Dewi Candrakirana.

Diadaptasi ke Berbagai Media
Terlepas dari asal ceritanya, kisah tentang Ande Ande Lumut dan Kleting Kuning ini sudah diadaptasi ke berbagai media. Bahkan, kisahnya banyak ditemukan dalam buku serial dongeng untuk anak-anak.

Bukan itu saja, legenda ini juga sempat diceritakan ulang di majalah-majalah dan diangkat ke layar kaca dan direkam ke dalam kaset.  

Pesan Moral
Sebagai kisah dengan kearifan lokal, tentu cerita rakyat penuh dengan pesan moral. Selain unsur intrinsik berupa latar belakang peperangan dua kerajaan juga tema yang sangat membumi. Seperti cerita rakyat pada umumnya, selain tokoh protagonis juga ada tokoh antagonis. Sementara alur cerita merupakan alur maju.
Cerita rakyat ini menegaskan tentang pentingnya :
1. Kesetiaan, Kesabaran dan membela serta mempertahankan harga diri dan kehormatan yang ditunjukkan oleh Kleting Kuning.
2. Tidak mudah tergoda dengan kecantikan wanita yang ditunjukkan oleh Panji Asmorobangun.
3.Sifat sombong dan tamak, merupakan sifat yang tak terpuji yang pada akhirnya merugikan diri sendiri yang ditunjukkan oleh Kleting Abang,Kleting Ijo dan Kleting Biru.

Ingin melihat keseruan cerita Legenda Ande Ande Lumut dalam versi operet ?
Saksikan penamplannya pada Tasyakuran Hari Lahir Ke 5 Pesantren Sabtu Minggu Assalaam yang akan dibawakan oleh santriwan santriwati pada hari Sabtu, 13 November 2021 mulai pukul 19.00 WIB.

(NE/Nov2021)




Pesantren Sabtu Minggu Assalaam